Para sales dan marketer seringkali memiliki pandangan yang berbeda
terhadap sistem CRM (Customer Relationship
Management).
Ada golongan yang berpendapat bahwa sistem CRM itu fungsi
utamanya untuk membantu beban kerja mereka sebagai sales dan marketer.
Namun ada golongan lain yang berpendapat bahwa sistem itu fungsi
utamanya lebih kepada bagaimana kita membangun hubungan dengan customer?
Jadi kita melihat kepada text book mengenai CRM, memang inti
dari sistem CRM
adalah untuk membangun hubungan dengan customer/klien.
Contohnya perihal sharing data customer. Bagi sales dan marketer,
database customer adalah isu sensitif yang mereka tidak ingin sharing
kepada rekan mereka yang lain. Alasannya adalah : persaingan.
Tapi di sisi lain, dengan sharing data customer kepada sesama sales dan
marketer, sangat membantu penigkatan pelayanan suatu perusahaan kepada
customer/klien mereka.
Jika dianggap sebagai tool yang sekedar membantu produktivitas
karyawan, maka konsep CRM
hanya sebatas : ‘Melayani customer milik saya, tidak perlu menghiraukan
customer lain di perusahaan ini yang bukan tanggung jawab saya’.
Bayangkan jika data seorang customer hanya bisa dilihat oleh satu
salesperson saja. Saat salesperson tersebut tidak masuk karena
berhalangan sakit, cuti, dsb, dan kebetulan customer/klien tersebut
memiliki urusan yang tidak bisa ditunda terkait perusahaan kita, maka
akan ada banyak waktu customer terbuang untuk menjelaskan duduk perkara
dari awalnya, hal ini juga bisa mengurangi produktivitas karyawan.
Jadi harus bagaimana?
Pertama, semangat inti dari CRM
harus ditanamkan kepada sales dan marketer yang ada dalam perusahaan.
Bahwa tujuan utama yang ingin dicapai dari Customer Relationship
Management adalah peningkatan kualitas relasi dengan customer/klien.
Kedua, untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antar salesperson
atau marketer, bisa dibuat pengaturan level hak akses setiap
user. Contohnya setiap user bisa melihat detail customer tersebut, tapi
untuk mengeditnya atau menambah suatu opportunity, harus mendapat
approval dari user ‘pemilik’ customer/klien tersebut. Pengaturan level
akses seperti ini bisa difasilitas oleh SugarCRM.
Dalam SugarCRM,
setiap user bisa diatur level hak aksesnya untuk setiap module. Level
hak akses bervariasi dari : melihat informasi umum, edit, import,
export, dsb.